Malang – Ribuan warga tumpah ruah di Lapangan Polres Malang, Sabtu (19/7/2025) malam. Mereka antusias menyaksikan pagelaran wayang kulit semalam suntuk bertajuk Kresno Gugah yang digelar sebagai puncak peringatan Hari Bhayangkara ke-79.
Acara yang mengangkat tema Polri untuk Masyarakat ini menghadirkan dalang muda Ki Muhammad Pamungkas Prasetyo Bayu Aji, putra maestro wayang Ki Anom Suroto. Penampilan sang dalang generasi baru memberi warna segar pada seni tradisional yang sarat makna kebangsaan.
Kapolres Malang AKBP Danang Setiyo P.S. menegaskan, kegiatan ini merupakan upaya Polres Malang untuk mendekatkan diri dengan masyarakat sekaligus melestarikan budaya.
“Kami ingin Hari Bhayangkara menjadi momentum untuk mempererat sinergi antara Polri dan masyarakat. Pagelaran wayang ini kami kemas sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya sekaligus wadah edukasi yang menghibur,” ujar AKBP Danang di sela-sela acara.
Selain pertunjukan wayang, suasana kian semarak dengan kehadiran pelawak Gareng Semarangan, sinden Elisha Orcarus Allaso, hingga komika Akbar Kobar yang mengocok perut penonton.
Di sela pagelaran, Polres Malang juga memberikan santunan kepada puluhan anak yatim piatu dari berbagai wilayah di Kabupaten Malang, serta menyerahkan hadiah kepada para pemenang Lomba Lukis Polres Malang yang digelar dalam rangka Hari Bhayangkara.
Juara pertama lomba tersebut diraih Sugeng Suripno (51) asal Lamongan yang membawa pulang hadiah Rp 6 juta. Disusul Ahmad Sholeh (42) dari Pekalongan di posisi kedua dengan Rp 3,75 juta, dan Mohamad Syafii Karim (45) dari Kota Malang yang meraih juara ketiga dengan hadiah Rp 2,5 juta.
Tiga peserta lainnya juga mendapat penghargaan harapan masing-masing Rp 500 ribu, yakni Ledy Keysha Kusumahadi (18), Muncul Suntoro (50), dan Alfian Imasyah (36).
“Kami mengucapkan selamat kepada para pemenang. Lomba ini bukan hanya soal menang, tetapi juga ruang ekspresi dan wujud cinta tanah air melalui seni. Polri akan terus hadir dan tumbuh bersama masyarakat,” tambah AKBP Danang.
Acara turut dihadiri jajaran Forkopimda Kabupaten Malang, tokoh agama, tokoh budaya, dan berbagai elemen masyarakat. Gelaran budaya ini berlangsung hingga dini hari, dengan pengamanan ketat namun tetap penuh nuansa hangat dan guyub.
Discussion about this post